Senin, 29 Januari 2018

Mengapa Manusia Harus Bertaubat?



Kata “taubat” yang sudah menjadi kosa kata bahasa Indonesia berasal dari kata bahasa Arab. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “taubat” mengandung dua pengertian, yaitu:  Pertama,  berarti sadar dan menyesal akan dosanya (perbuatan salah atau jahat) dan berniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatannya. Kedua, berarti kembali kepada agama (jalan, hal) yang benar. “Bertaubat” berarti menyadari, menyesali, dan berniat hendak memperbaiki (perbuatan yang salah).

Dalam bahasa Arab, kata “taubat” itu adalah bentuk dasar (mashdar) dari kata “taba” (تَابَ) yang berarti „telah bertaubat“, “yatubu” (يَتُوْبُ), yang berarti „sedang/akan bertaubat“, “taubah” (تَوْبَةً), berarti „perbuatan taubat“.  Kata “taubat” berarti “kembali ke jalan yang benar”.

Kembali ke jalan benar menunjukkan ada penyimpangan yang terjadi yang menjadikan seseorang keluar dari jalan yang benar. Jalan yang benar itu adalah jalan Allah. Secara istilah, taubat berarti kembali kepada jalan yang benar, yaitu jalan Allah dengan melepaskan segala ikatan penyimpangan yang pernah dilakukan, kemudian bertekad untuk melaksanakan segala hak-hak Allah swt.

Kata “taubat” dapat didasandarkan kepada manusia maupun Allah. Kata “taubat” yang  disandarkan kepada manusia berarti “memohon ampun atas segala dosa yang telah lalu dan kembali kepada jalan Allah. Orang yang melakukan taubat disebut “ta’ib”, dan orang yang selalu dan senantiasa bertaubat disebut “tawwab”.

Kata “taubat” yang disandarkan kepada Allah berarti memberi ampun kepada hamba yang bertaubat. Allah disebut at-tawwab, karena Allah senantiasa memberikan pengampunan kepada hamba-hamba-Nya. At-Tawwab adalah salah satu nama Allah (al-Asma’ al-Husna) yang sangat Agung. Dengan sifat “a-tawwab” itu Allah mengampuni dosa-dosa hamba-Nya.

Imam al-Gazali dalam kitab Ihya’ Ulum ad-Din, menyatakan bahwa taubat dari dosa dengan cara kembali kepada Allah merupakan jalan pembuka bagi orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan. Taubat adalah  modal bagi orang-orang yang beruntung, langkah awal para murid. Taubat merupakan kunci istiqamah orang-orang yang condong kepada Allah, teropong bagi orang-orang pilihan dan orang-orang yang dekat kepada-Nya (muqarrabin), yang dilakukan oleh para Nabi, mulai dari Adam hingga Muhammad saw.
Taubat bagi anak-anak Adam dan umat para Nabi, termasuk kita sebagai umat Nabi Muhammad, adalah sangat layak dilakukan. Bertaubat berarti mengikuti sunnah (kebiasaan) para Nabi dan Rasulullah.

Perintah Taubat
Taubat merupakan salah bentuk kebajikan yang harus dilakukan oleh setiap manusia, baik yang merasa diri berdosa maupun tidak. Taubat bagi orang-orang yang berdosa merupakan jalan untuk memohonkan ampun kepada Allah agar dosa-dosanya diampukan Allah, sedangkan taubat bagi orang-orang merasa tidak berdosa merupakan jalan yang baik untuk menumpuk pahala. Oleh sebab itu, taubat merupakan salah satu perintah agama yang harus dilakukan oleh umat.

Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang memerintahkan untuk melakukan taubat, demikian pula di dalam hadisnya, Rasulullah memerintahkan dan memberikan pujian kepada orang-orang yang melakukan hal yang sama. Istilah taubat dan kata-kata bentukannya, baik dalam bentuk kata kerja, maupun kata benda, disebut sebanyak 87 kali di dalam Al-Qur’an. Di antara perintah bertaubat di dalam Al-Qur’an terdapat di dalam S. Tahrim (66): 8:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ يَوْمَ لاَ يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ(8)
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".

Di antara hadis Nabi yang memerintahkan taubat ialah:
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ قَبْلَ أَنْ تَمُوتُوا وَبَادِرُوا بِالأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ قَبْلَ أَنْ تُشْغَلُوا وَصِلُوا الَّذِي بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ رَبِّكُمْ بِكَثْرَةِ ذِكْرِكُمْ لَهُ وَكَثْرَةِ الصَّدَقَةِ فِي السِّرِّ وَالْعَلاَنِيَةِ تُرْزَقُوا وَتُنْصَرُوا وَتُجْبَرُوا.
Dari Jabir ia berkata, Rasulullah berkhutbah di hadapan kami, beliau berkata: “Wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah sebelum mati dan bersegerah melakukan amal-amal saleh sebelum engkau sibuk, jalinlah hubungan baik (silaturrahim) dengan sesama kalian dan dengan Allah, dengan memperbanyak berzikir kepada-Nya dan memperbanyak sadaqah, baik dalam keadaan sunyi maupun terang-terangan agar kalian diberi rezeki, ditolong, dan dirahmati Allah swt.

Di dalam hadis lain, Rasulullah memerintahkan agar melakukan taubat seperti yang beliau lakukan:
ابْنَ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ.
Dari Ibn Umar, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda: Wahai manusia bertaubatlah kepada Allah sesungguhnya akau bertaubat kepada-Nya 100 kali dalam sehari
Urgensi Taubat
Manusia dalam hidupnya tidak akan pernah lepas dan bersih dari dosa. Artinya, bagaimanapun baik dan bersihnya seorang manusia, pasti ada kesalahan dan dosa yang dilakukannya. Sebaliknya bagaimanapun jahat dan bejatnya seorang manusia, pasti ada juga kebaikan dan kebajikan yang dilakukannya.

Artinya, tidak satu pun manusia yang bersih dari dosa, dan tidak satu pun manusia yang bersih dari kebaikan. Karena itu jangan pernah merasa sok bersih! Sebaliknya, jangan pula merasa putus asa karena menanggung banyak dosa! Mengapa demikian? Setiap manusia diciptakan oleh Allah dengan membawa dua potensi, yaitu potensi baik dan potensi buruk.

Potensi baik selalu membawa seseorang untuk melakukan perbuatan baik, dan potensi buruk selalu membawa seseorang kepada perbuatan buruk.  Kedua potensi ini selalu tarik-menarik di dalam diri seseorang untuk melakukan pekerjaan, baik atau bauruk. Jika potensi baik yang menang, maka seseorang akan melakukan pekerjaan baik, jika yang dominan adalah potensi buruk, maka seseorang akan melakukan pekerjaan buruk.

Agar selalu berbuat baik, seseorang harus berupaya agar potensi baik itu selalu mendominasi situasi kehidupan dengan cara melakukan segala yang diperintahkan Allah swt., dan meninggalkan segala hal yang dilarang. Seseorang yang selalu melanggar perintah Allah, kecenderungannya untuk melakukan hal-hal yang buru akan bertambah besar.

Taubat adalah sarana yang dipersiapkan oleh Allah swt. kepada umat manusia untuk kembali ke jalan Allah pada saat berada di persimpangan jalan, dan yang menyimpang dari jalan yang dikehendaki Allah, dan yang berada pada kondisi dosa. Taubat adalah jalan keluar untuk kembali kepada Allah setelah seseorang melakukan pelanggaran terhadap perintah-Nya. Taubat bagi orang yang telakukan perbuatan dosa adalah perbuatan terpuji dalam pandangan Allah. Hal ini seperti yang digambarkan Rasulullah di dalam salah hadsinya  yang berbunyi:

       -  كُلُّكُمْ خَطَّـاءُ وْنَ وَخَيْـرُ الْخَطَّائِيْـنَ التَّـوَّابُوْنَ.
Semua kalian berbuat kesalahan, dan orang-orang yang paling baik di antara mereka yang melakukan kesalahan itu adalah orang-orang yang bertaubat.

Jadi, taubat mempunyai urgensi yang sangat penting dalam rangka menyadari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan, menyesali perbuatan yang telah dilakukan, dan memohon ampunan Allah swt. disertai tekad yang kuat untuk meninggalkan dan menjauhi yang kesalahan yang pernah dilakukan, dan meningkatkan amal kebajikan di masa-masa berikutnya.

Fungsi Taubat
Seseorang tidak boleh memandang dirinya bersih sehingga ia tidak mau lagi bertyaubat kepada Allah. Kalaupun seseorang menurut pandangan Allah bersih, maka harus tetap bertaubat. Karena taubat tidak hanya berfungsi sebagai media untuk meohon ampun atas perbuatan dosa, tetapi juga merupakan salah satu perintah Allah yang harus senantiasa dilakukan. Seseorang yang senantiasa melakukan taubat, walaupun ia sudah dipandang bersih dari dosanya, maka Allah akan membrikan ganjaran pahala atau taubat yang dilakukannya. Oleh sebab itu, jangan berhenti melakukan taubat.

Bagi orang yang merasa pernah melakukan dosa, perbuatan taubat berfungsi mengembalikan diri ke jalan yang benar setelah melakukan penyimpangan dari jalan Allah, atau mengembalikan diri ke jalan yang diridahi Allah swt, setelah melakukan hal-hal yang bertentangan dengan tuntunan Allah swt. Perbuatan taubat, pada umumnya, selalu dikaitkan dengan dosa-dosa yang dilakukan sebelumnya.

Bagi orang yang merasa tidak melakukan kesalahan, perbuatan taubat berfungsi sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran untuk selalu patuh terdapat perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Selain itu,  juga sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas iman, serta menjadi upaya meningkatkan kualitas zikrullah, yang kesemuanya pada akhirnya meningkatkan perolehan pahala yang diberikan Allah swt. Taubat adalah sebuah perbuatan yang sangat terpuji yang tidak hanya menjadi jalan untuk kembali ke jalan yang benar, tetapi juga menjadi sarana untuk peningkatan iman dan kedekatan diri kepada Allah swt.

Jadi, taubat itu pada dasarnya harus dilakukan kapan saja, apakah merasa mempunyai dosa atau tidak, apakah merasa menyimpang dari jalan yang benar atau tidak, dan dalam keadaan apa pun perbuatan taubat harus senantiasa dilakukan. Mari menjadi orang-orang yang gemar bertaubat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar