Selasa, 17 Januari 2017

Dakwah di Bekas Negara Komunis




Tidak sedikit orang yang datang ke Rusia menjadi terkaget-kaget. Sebab, ikon Rusia sebagai negara komunis begitu melekat di alam bawah sadar banyak orang. Sementara faktanya, Rusia sudah berubah banyak. Kehidupan keagamaan tampak semarak, bahkan saya sempat mengunjungi salah satu masjid yang ramai dipakai untuk shalat Jum’at.

Satu hal yang saya tangkap dari perbincangan dengan para tokoh dan elit politik di Rusia adalah bagaimana mengembangkan agama dalam masyarakat tapi tetap mengedepankan rasionalitas yang melahirkan sains dan teknologi. Tampak mereka khawatir jika agama berkembang, lalu masyarakat akan meninggalkan sains dan teknologi. Artinya, mereka tidak ingin masyarakatnya terkebelakang dalam sains dan teknologi. Saya pun menjelaskan, Islam adalah agama yang sangat mengedepankan rasionalitas, serta mendorong kemajuan sains dan teknologi. Bahkan, sejumlah ayat Qur’an meletakkan keimanan dan ilmu pengetahuan dalam satu tarikan nafas. Tuhan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan lebih tinggi dari lainnya.

Seminar tentang Indonesia Baru di Petersburg

Indonesia dan Rusia sangat potensial membangun kerjasama mempromosikan Islam rahmatan lil alamin, yaitu ajaran Islam yang mengedepankan perdamaian dan kemashlahatan masyarakat serta akomodatif terhadap nilai-nilai kemanusiaan universal seperti diajarkan Rasullullah pada masa-masa awal Islam di Madinah yang penduduknya cukup heterogen. Islam model ini telah terbukti sejalan dengan prinsip negara demokrasi yang berpijak pada penegakan nilai-nilai hak asasi manusia.

Islam rahmatan lil alamin juga diyakini sebagai konsep yang ampuh memerangi semua bentuk radikalisme dan terrorisme agama yang akhir-akhir ini mengancam perdamaian di berbagai belahan dunia. Seperti halnya Indonesia, Rusia juga menghadapi ancaman radikalisme agama, termasuk dari kelompok Islam. Kepolisian Rusia baru-baru ini  mengatakan 15 anggota kelompok Islam radikal menjalani pemeriksaan di Moskow setelah ditangkap dalam penggerebekan. Kementerian Dalam Negeri Rusia mengatakan 14 orang ditahan saat penggerebekan sedangkan satu orang diciduk di tempat terpisah. Selama penggeledahan ditemukan alat peledak rakitan, detonator dan pecahan peluru ditemukan dan disita dari seorang anggota organisasi ini, kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Vladimir Konovalov di Moskow, Rabu, 27 November 2013. "Salah satu bahan peladak dilekatkan pada sabuk yang diberi nama sabuk Syahid," tambahnya. Menurut Kementerian Dalam Negeri, di antara mereka yang ditangkap memegang kewarganegaraan Uzbekistan, Turkmenistan dan Rusia.

Selain itu, kedua negara: Indonesia dan Rusia menerapkan prinsip demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, pengembangan nilai-nilai agama pun harus sejalan dengan prinsip-prinsip demokrasi. Pengalaman Indonesia menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam dan nilai-nilai demokrasi dapat berjalan seiring tanpa harus berbenturan, bahkan keduanya dapat saling melengkapi dengan penuh kedamaian dan harmoni. Menjadi negara yang demokratis sekaligus menjadi negara yang memenuhi kepentingan umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia telah dengan sukses dilakukan pemerintah Indonesia, walau pun harus tetap diakui dalam beberapa hal masih ada kekurangan.

Mengapa Islam penting di Rusia?  Sebab Islam adalah agama kedua paling banyak dianut masyarakat Rusia setelah Kristen Ortodoks. Jumlahnya pemeluk Islam sekitar 21-28 juta penduduk atau 15-20 persen dari sekitar 142 juta penduduk Rusia. Terdapat lebih dari 5.000 organisasi Muslim yang legal, mereka mewakili Sunni, Syiah dan kelompok Sufi.. Bahkan, Islam dianggap sebagai salah satu agama tradisional yang merupakan warisan sejarah Rusia.

Di Moskow, ibu kota Rusia terdapat sekitar satu juta orang Muslim, terdiri dari 20 komunitas dengan lima masjid. Menarik dicatat bahwa di seluruh Rusia terdapat sekitar 7.000 masjid. Masjid Marcani adalah masjid tertua yang dibangun di Kazan (1766-1770 M) dengan donasi dari masyarakat saat pemerintahan Catherine Agung berkuasa. Masjid Marcani merupakan satu-satunya masjid yang lolos dari penutupan di masa Uni Soviet. Arsiteknya, Vasily Kaftyrev menggabungkan gaya barok dan gaya arsitektur abad pertengahan. Masjid dua tingkat ini berlokasi di tepi Danau Qaban.

Menurut sejarah, Islam masuk ke Rusia sejak masa Umar bin Khattab (abad ke-7 Masehi). Beliaulah yang mengirim sahabat Hudzaifah bin al-Yaman untuk berdakwah di Azerbaijan dan Armenia. Setelah itu, pengikut Hudzaifah terus berjuang menyebarkan Islam hingga mencapai wilayah Dailam, Tibristan, dan Afganistan.

Muslim di Rusia kini memiliki kehidupan lebih baik dibandingkan masa komunis dulu. Tahun 2013  untuk pertama kalinya dalam sejarah Rusia, pemimpin Rusia (Vladimir Putin) memasukkan menteri Muslim dalam kabinetnya dan mengakui eksistensi Muslim Rusia. Hal itu dikarenakan umat Islam memiliki peranan penting dalam membawa perbaikan masyarakat di Rusia. Umat Islam diperbolehkan membangun sekolah-sekolah yang berbasis agama bahkan membangun sebuah universitas Islam yang semuanya menggunakan bahasa Arab.

Bersama para pemimpin media

Tahun 2009, utusan tiga Universitas Islam dari Rusia mengunjungi Indonesia dan mereka tertarik ingin belajar dari Universitas Islam Negeri Jakarta, Yogyakarta dan Malang. Mereka adalah Rektor Universitas Islam Rusia, Prof. Rafik Muhametshin, serta Rektor Universitas Islam Kaukasus, Prof. Maksud Sudikov serta wakil Rektor Universitas Islam Moskow, Alsu Sitdikova. Mereka merasa perlu belajar dari Indonesia, meskipun negara sekuler, namun tetap memberikan perhatian penuh pada pemenuhan hak-hak beragama masyarakat, bahkan memberikan fasilitas yang diperlukan bagi agar masyarakat dapat melaksanakan ajaran agamanya dengan aman, nyaman dan bertanggung jawab. Di Indonesia mereka telah menandatangani kerjasama dengan UIN Jakarta, Malang dan Yogya. Kerjasama yang sudah dijalin ini harus ditingkatkan dan dievaluasi agar lebih produktif dan memberi manfaat optimal bagi kedua negara.

Singkatnya, Indonesia dan Rusia sangat perlu menjalin hubungan kerjasama yang saling menguntungkan, terutama dalam upaya-upaya memperteguh demokrasi sekaligus mengembangkan kehidupan keislaman yang rahmatan lil alamin. Ajaran agama yang perlu dikembangkan adalah ajaran agama yang respek terhadap nilai-nilai kemanusiaan universal dan menolak semua bentuk diskriminasi, eksploitasi dan kekerasan atas nama apa pun, termasuk atas nama agama dan Tuhan.

Ajaran agama demikian pasti berujung pada tumbuhnya masyarakat Muslim yang cinta damai dan aktif  menjaga perdamaian dunia. Bentuk kerjasama yang dapat dikembangkan, antara lain pendidikan atau pelatihan imam dan khatib dari Rusia ke Indonesia. Mereka dapat dilatih atau dididik di Pesantren atau UIN, pelatihan manajemen bank syariah dan manajemen haji bagi eksekutif muda Islam Rusia. Pertukaran tenaga pengajar, muballigh dan mahasiswa, serta melakukan penelitian sosial-keagamaan bersama.

Menikmati indahnya malam di sepanjang Sungai Moscow

Selain itu, kedua negara (Rusia dan Indonesia) juga dikenal sebagai negara yang memiliki penduduk yang heterogen dari aspek agama dan kepercayaan. Terlebih lagi melihat munculnya gairah keagamaan dalam masyarakat Rusia pasca Komunisme. Penting bagi Rusia memikirkan agar pertumbuhan gairah kehidupan beragama tersebut tidak menjadi bumerang bagi cita-cita Rusia baru yang telah memilih untuk menjadi negara yang modern, terbuka dan demokratis.

Gairah keagamaan boleh tumbuh, tetapi nilai-nilai keagamaan yang berkembang di masyarakat bukanlah nilai-nilai yang berseberangan dengan prinsip-prinsip demokrasi dan nilai-nilai kemanusiaan universal. Dalam konteks ini, Rusia perlu belajar dari Indonesia. Meski Indonesia masih menghadapi sejumlah kendala, namun dalam banyak hal dapat dikatakan telah sukses membangun kerukunan hidup beragama dalam masyarakatnya yang sangat heterogen, termasuk dalam hal agama dan kepercayaan.
Salah satu bentuk upaya membangun perdamaian dan kerukunan di antara umat beragama yang sangat majemuk adalah melalui interfaith dialog, dialog antar agama dan kepercayaan. Yang dimaksudkan di sini, dialog agama bukanlah sekedar face-to-face conversations seperti dalam seminar, diskusi, simposium, workshop, lokakarya, atau dalam forum-forum debat publik formal yang melibatkan berbagai kelompok keagamaan. Bukan sekedar bertemu tanpa makna yang konkret.

Dialog agama adalah proses komunikasi yang terus-menerus dilakukan untuk memahami pemikiran, worldviews, ajaran, tradisi, budaya, pemahaman, sistem kepercayaan, dan filosofi hidup komunitas keagamaan lain (outsiders). Dialog hanya akan efektif manakala masing-masing partisipan memiliki niat tulus dan komitmen kuat untuk mempelajari dan memahami argumen dan perspektif pemikiran keagamaan kelompok lain. Selama dua syarat ini belum terpenuhi, maka sesungguhnya dialog agama itu tidak pernah terwujud meskipun lembaga-lembaga interfaith dialog bertebaran dimana-mana.

Dialog agama bukan hanya terbatas pada bentuk wacana semata, melainkan juga dalam bentuk aksi-aksi konkret, misalnya aktivitas antar kelompok agama dalam bentuk aksi-aksi kemanusiaan seperti kolaborasi lintas-agama menangani problem kemanusiaan yang sangat krusial dewasa ini seperti: kemiskinan, pengangguran, konflik kekerasan, kelaparan, bencana alam, pengungsian, trafficking in women and children, penyakit HIV/Aids dan penyakit menular lainnya, kehancuran lingkungan dan sebagainya. Model dialog agama ini disebut  humanity model  atau practice model.

Singkatnya, kedua negara Rusia dan Indonesia sangat perlu bekerjasama memasyarakatkan dialog agama yang konstruktif dan kontinu sebagai jembatan atau jalan menuju masyarakat agama yang humanis dan pluralis, yaitu masyarakat agama yang akan menjadi pilar utama dalam bangunan negara demokrasi. Bentuk konkret kerjasama, antara lain kerjasama lintas agama memerangi korupsi, narkotika, kekerasan dan terorisme, pendidikan interfaith dialogue bagi para pemuda, pendidikan multikulturalisme di sekolah-sekolah agama, Pelatihan Multikulturalisme bagi para pemuka agama dan perkemahan pemuda lintas agama (Interfaith Youth Camp).

Bersama rombongan Kominfo dan Dubes R.I di Moscow



Tidak ada komentar:

Posting Komentar