Jumat, 17 Agustus 2018

Rilis IDI 2017

Rilis IDI 2017

Bertempat di Gedung BPS, Jakarta, 15 Agustus 2018 diadaka rilis Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) tahun2017. Penyusunan IDI dilakukan oleh empat instansi pemerintah: Biro Pusat Statistik sebagai pengumpul data lapanganBappenasKemendagri dan Kemenkopolhukam sebagai koordinator

Saya dan tiga pakar lainnya membantu sebagai Dewan Ahli IndependenKami bekerja sebagai pakar independen membantu menganalisa dan membuat laporan berdasarkan data-data lapangan yang dikumpulkan BPS. IDI telah dilakukan sejak tahun 2009, berarti memasuki tahun ke-9 dan setiap 5 tahun kami melakukan evaluasi metodologiuntuk menangkap berbagai dinamika politik yang terjadidalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Nilai IDI tahun 2017 mencapai 72,11, dibandingkan tahun2016, mengalami kenaikan tipis sebesar 02,02 poinMeski mengalami kenaikannilai IDI masih dalam kategorisedangmasih jauh dari kategori baikArtinyapraktek demokrasi di Indonesia masih menghadapi sejumlah kendala yang seriustidak heran jika sejumlah pihak menilai demokrasi kita baru pada tataran proseduralbelummenukik pada demokrasi substansialBerharap ke depanupaya-upaya peningkatan kualitas demokrasi berjalanlancar sehingga nilai IDI bisa menembus kategori baik.

Setidaknya ada enam indikator yang menjadi perhatiankarena nilainya yang sangat rendahMeskipun dibanding tahun sebelumnyasebagian nilai indikator tersebut mengalami kenaikantapi karena nilai dasarnya memang rendahkenaikan nilai tersebut tidak signifikan mengubah hasil IDI.

Pertamaindikator 4 tentang ancaman atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yg menghambat kebebasan berpendapatUmumnyakasus-kasus yang muncul adalah ancaman terhadap wartawan atau jurnalis. Selain itukasus ancaman terkait Pilkadamasyarakat mengancam kelompoklain yg berbeda pilihan politikNilai indikator ini hamper selalu rendah sepanjang penilaian IDI.

Keduaindikator 15 terkait persentase perempuan terpilih terhadap total anggota DPRD Provinsi. UU Politik telah memberikan jaminan minimal 30% bagi perempuan dilembaga legislatifnamun realitasnya sejumlah provinsibelum memenuhi harapan UU tersebutBetul diakui bahwa sejumlah provinsi sudah memenuhi amanah UU, tapi masihlebih banyak provinsi yg belum memenuhi kuota tsb.

Ketigaindikator 16 terkait demonstrasi yang bersifat kekerasanDemonstrasi adalah perilaku yang positif dalam iklim demokrasi, tapi jika disertai kekerasan dan kericuhan maka berubah menjadi perilaku negatif. Umumnyaperilaku kekerasan muncul akibat kurangnya respon dari Pemdaburuknya pelayanan publik berkenaan hal-hal mendasar seperti air bersihlistrikjalanan umum dan transportasi. Selain itujuga akibat kebijakan Pemda yang kurang memperhatikan rasa keadilan bagi seluruh warga.

Keempat dan kelima adalah indikator 21 dan 22. Yang pertama tentang jumlah Perda inisiatif yang dihasilkan DPRD. Yang kedua tentang jumlah rekomendasi DPRD kepada eksekutifKedua indikator ini masih menyumbangnilai buruk pada IDI. Tidak salah jika disimpulkanrendahnya nilai IDI antara lain karena buruknya kinerja DPRD. DPRD belum optimal bekerja menghasilkan Perda Inisiatif dan berbagai rekomendasi yang menyuarakanaspirasi rakyat yang diwakilinya

Keenamindikator 26 terkait upaya penyediaan informasiAPBD oleh PemdaIndikator ini terlihat sepele atau sangat mudah dilakukanFaktanyasebagaian besar Pemda belumsecara transparan membuka informasi APBD kepada publikTransparansi anggaran sangat penting dan merupakan salah satu syarat utama demokrasiDengan adanya transparansimembuka akses kepada publik untuk menyimak dan memonitor penggunaan anggaran daerah sekaligus mengurangi kemungkinan korupsi dan penyalahgunaan anggaran negara.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar